Selasa, 13 Februari 2018

Hindari Mengkonsumsi Daftar Makanan Ini Sebelum Dimasak

Ada beberapa bahan makanan yang baik yang dikonsumsi mentah dan tidak. Beberapa makanan masih mengandung senyawa antinutritional sementara mereka masih dalam keadaan mentah. Senyawa antinutritional ini meliputi antivitamin, antiprotein dan antimineral. Beberapa makanan juga memiliki zat beracun dan zat aktif yang bergantung pada proses pemanasan.

Bahan makanan yang mengandung senyawa antinutritional dan zat beracun bagi zat aktif ini harus menjalani proses pemanasan sebelum dikonsumsi. Inilah beberapa ramuan yang dikemukakan oleh ahli gizi Rita Ramayulis.

Antivitamin: telur, jagung dan ikan

Telur mentah mengandung antivitamin yang disebut avidin. Jika dikonsumsi, avidin akan menghambat siklus haid penyerapan B1 dan Biotin di dalam tubuh. Kandungan avidin dalam telur dapat dihilangkan dengan proses pemanasan.

Tidak seperti telur, jagung mengandung zat antivitamin yang disebut niacologics yang bisa menghambat penyerapan vitamin B3. Karsinogen pada jagung juga bisa dihilangkan dengan proses pemanasan.

Antivitamin lain yang disebut thiaminase dapat ditemukan pada ikan mentah. Jika diminum, tiamin bisa menghambat penyerapan vitamin B1. Proses pemanasan bisa menghilangkan kandungan thiaminase pada ikan.

Antiprotein: kentang dan kacang polong
Kentang memiliki zat antiprotein yang disebut antiproteinase yang bisa menghambat aksi enzim yang memecah protein. Sedangkan jenis kacang polong memiliki zat antiprotein yang disebut antitrypsin yang dapat menghambat proteolisis. Kedua jenis zat antiprotein bisa dihilangkan melalui proses pemanasan.

Antimineral: teh hijau, kacang-kacangan dan umbi-umbian

Zat antimineral yang disebut tannin dapat ditemukan dalam teh hijau. Tanin itu bisa menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh karena senyawa polifenol mampu mengikat zat besi. Tanin dapat dihilangkan melalui proses pemanasan.

Di sisi lain, kacang polong seperti kacang kacang mengandung zat antimineral yang disebut fitat. Adanya phytate bisa mengikat zat besi dan mengubah ketersediaan kalsium, tembaga, seng dan selenium. Fitat juga bisa dieliminasi melalui proses pemanasan.

Pada umbi-umbian seperti singkong, ada zat antimineral yang disebut goitrogenik. Zat gobiogenik dapat mengganggu produksi hormon dari kelenjar tiroid, yang bisa menyebabkan gondong. Seperti zat antimineral lainnya, goitrogen juga bisa dieliminasi melalui proses pemanasan.

Zat beracun: Solanin, sianida dan nitrat-nitrit

Solanine adalah kelompok racun glyoxalkol yang dapat ditemukan pada kentang hijau, tomat hijau dan kentang yang terpapar banyak sinar matahari. Kandungan solanin tertinggi ditemukan di kulit. Solanin tidak bisa pergi hanya dengan memanas. Perawatan pemanasan awal, seperti penyimpanan pada suhu dingin dan dingin, juga harus dipertimbangkan.

Sianida (HCN) dapat ditemukan dari biji paca, umbi dan biji buah dan rebung. Seperti solanin, sianida tidak bisa dihilangkan dengan pemanasan saja. Anda juga harus mempertimbangkan perawatan pemanasan awal, seperti mencuci, mendidih dan mengeluarkan air mendidih.

Nitrat-Nitrit pada dasarnya tidak ditemukan secara alami dalam makanan. Namun, nitrat biasanya ditambahkan ke daging.

"Zat toksik juga bisa hilang saat dipanaskan," lanjut Rita.

Zat aktif: allicin, lutein, sulforafane, asam ferat, lycopene, falkarinol dan klorofil

Zat aktif dalam makanan nabati bukanlah nutrisi. Karena itu, tidak mengonsumsi zat aktif tidak akan membahayakan kesehatan tubuh. Sebaliknya, asupan zat aktif bisa memberi banyak manfaat cara melancarkan haid kesehatan, termasuk manfaat dalam pencegahan penyakit. Namun, beberapa zat aktif tidak dapat menahan suhu tinggi dan yang lainnya hanya diaktifkan saat dipanaskan.

Allicin adalah senyawa bioaktif yang bisa ditemukan pada bawang putih. Sayangnya, allicin bisa rusak jika dipanaskan. Untuk menghindarinya, bawang harus dipotong dan dibungkam terlebih dulu agar enzim aktif dan bisa bertahan saat dipanaskan.

Lutein juga merupakan zat aktif yang bisa ditemukan pada bayam. Kandungan lutein pada bayam bisa meningkat saat dipanaskan.

Zat aktif sulfurafane yang terkandung dalam brokoli rentan terhadap kerusakan jika dipanaskan. Karena itu, brokoli sebaiknya hanya dikukus dalam waktu singkat. Klorofil dalam sayuran hijau tidak dapat mentolerir pemanasan tinggi, oleh karena itu, sayuran hijau tidak boleh diobati dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar